Kenapa Penerjemahan?

Saat ini saya sedang melanjutkan studi di kota yang terkenal dengan Bengawan Solonya. Mungkin beberapa pembaca yang pernah kenal, cukup heran kenapa seorang dosen bahasa Inggris kuliah di Solo bukan ke luar negeri atau Jakarta lah paling kurang, seperti di Universitas Indonesia? Jawabannya karena di Solo terdapat jurusan yang tidak terdapat di tempat lain.

Saat ini saya terdaftar di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS singkatannya nggak nyambung ya? Tapi tentu ada history-nya. Yah kira-kira sama lah dengan Bank Nagari jadi BPD he he), di Program Studi Linguistik Penerjemahan, atau singkatnya Prodi Penerjemahan. Bahasa awaknya Translation. Walau ada rekan yang menganggap “jurusan yang mau nyari uang nih”, atau “terlalu sempit itu, toh penerjemahan bisa sambil lalu saja kita pelajari, toh (lagi) kan kita sudah menjadi penutur kedua bahasa?”

Kesannya mungkin begitu. Karena banyak orang yang mencari uang dengan menerjemah atau membuka biro penerjemahan, tapi, bukankah pada akhirnya semua orang-orang yang kuliah ujung-ujungnya memang cari kerja, ya cari uang. Termasuk yang di IAIN sekalipun. Sebenarnya bukan alasan ini yang mendorong memilih bidang penerjemahan. Saat menyelesaikan tugas akhir sewaktu di S1 dulu, saya telah menyentuh masalah penerjemahan ini dan akhirnya sampai sekarang telah terjerumus ke dunia penerjemahan ini (ih syerem). Sewaktu mengajar saya juga telah mulai mendampingi Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum. dalam kelasnya sebelum akhirnya turun sendiri.

Saat menulis skripsi dan mengajar, saya semakin merasakan penerjemahan ini menarik. Penerjemahan bukan hanya keterampilan yang diperoleh dari kebiasaan. Seperti kita ketahui, ada perdebatan dikalangan para ahli, “penerjemahan itu suatu ilmu, seni, atau keterampilan?” Yah kita tidak usah ikut-ikutan, toh penerjemahan tetap penerjemahan, ia suatu ilmu yang dikaji dan diteliti, suatu seni ketika menerjemah karya sastra, dan ketrampilan yang diperoleh dari pembiasaan dan latihan.

Oleh karena menariknya penerjemahan ini, dan di Universitas Negeri Padang sendiri belum ada staf yang benar-benar memiliki latar pendidikan formal mengenai ini maka saya berniat untuk mengembangkannya. Terus ternyata di Indonesia satu-satunya yang memang khusus membuka penerjemahan ya di UNS ini. Di tempat lain? Ya paling-paling thesisnya saja tentang penerjemahan (semacam konsentrasi lah). Dengan harapan nantinya penerjemahan (yang katanya menjanjikan ini) dapat berkembang di UNP dan Sumbar umumnya.

Solo, 19 Oktober 2008

16 thoughts on “Kenapa Penerjemahan?”

  1. Assalamualaikum Pak..
    Ternyata bpk kulnya jurusan translation ya. bagus donk pak! di kampus kita kan belum ada yg benar2 lulusan translation gitu. wah, saya juga minat pak. baru tau ternyata ada jurusan itu di indonesia sini. to be honest sir, i fell in love with translation since i took translation course with u, hehe..

  2. Ngambil jurusan apo s2 nyo fid? bahasa inggris ? masih ingat dak kito kursus dengan pak Montezuma di muara aman waktu SMA 😀

  3. Ngambil Jurusan Linguistik Penerjemahan. Translation penerjemahan bahasa Inggris. Tentu masih sangat ingat dengan Pak Montezuma. Tasanya banyak modal bahasa Inggris, ya bekal kursus singkat dengan Pak Monte dulu.

    Eh, Blog Lebong penulisnya masih alumni SMAN 1 Muara Aman juga?

  4. Ahhhh… So, you are in Solo right now. Hmmm, See….

    Well Good Luck Mr. Havid. English Dept is waiting for your return 😛

  5. Ya maklum lah pak, Rindu khan dah lama nggak ke Kampus. Emang, Ndu ada denger kalo banyak dosen yang pergi kuliah.

    BTW, pak hafis di jogja ya pak?

    BTW 2, nggak pede pak. Rata2 senior semua. 😛

    Kemaren sempet mau ngucapin bela sungkawa buat buk Yuli, tapi nggak jadi :mrgreen:

  6. Nggee, Pak Hafizh di Jogja, bu Yuli di Jakarta, Pak Ref juga. Ya pede aja lagi. Wong bapak juga masih junior dibanding mereka. Yah paling gak bela sungkawa ato say hello doang.

  7. pak,.
    gmana kbarnya pak??
    translation ntu seru ya pak?
    he2, nisa kan belum ambil mata kul itu pak,.

    nisa jdi penasaran sama mata kuliah ni,

    masih lama y pak di solonya??
    maunya sih belajar translation sma bpak,
    pakarnya, he2

  8. Alhamdulillah kabarnya “apik wae” baik-baik aja gak ada angin puting beliung seperti di Jogja, n kuliahnya juga Alhamdulillah lancar juga. Semoga cepat selesai deh jadi bisa berbagi ilmu kembali, tapi masih belum ahli/atau pakar kok. Masih ada langit di atas langitkan :).

  9. Ana mhsiswi b ing, smstr akhr, rncnany klo dh bres pngn k s2 trnslation, dsen ana jg ada alumni Uns, p rudi dn p yudi, mgkn tmn bpk jg, prospek pnrjmhn d ind bgmn ya?

  10. Bidang penerjemahan ke depan prospeknya sangat bagus, dari informasi yang diperoleh sekarang masing-masing kabupaten harus memiliki tenaga profesional penerjemah (profesi penerjemah/status pns). Selain itu penerjemah kan bisa buka sendiri ato menjadi penerjemah buku.
    Jadi pilihan yang bagu lah.

  11. walaikumsalam Da Havid

    samo2 da.
    sekarang freelencer di seputaran jkt dan sktr da, hehee …

    in traanslation ya? duha ada referensi bukunya “CARA MUDAH MENULIS DAN MENERJEMAHKAN” karya Rachmat Effendi. di Gramedia ada, klo ga ada DHuha bisa carikan di jkt.

    thanks, sukses jg selalu

  12. Makasih Dhuha Bukunya Rachmat Effendi tsb udah ada sama David. Kira-kira awal semester dulu David beli di Gramedia Solo.

    Sukses juga ya.

  13. Prodi translation di UNS itu lebih baik drpd di UI ya pak?
    Padahal sy mau daftar di UI rencananya pak. Mohon pencerahannya

  14. Maaf pak, saya mau tanya.
    S2 penerjemahan yang bagus dimana ya?
    Dengar2 di UI bagus pak, tapi ternyata nggak masuk prodi tujuan beasiswa LPDP. Padahal saya rencananya mau membidik beasiswa itu untuk masuk UI.
    Apa di UNS itu lebih bagus daripada di UI pak?
    Mohon pencerahannya.
    Terima Kasih

Leave a reply to callhavid Cancel reply